Cara Merawat Ikan Lele

Cara Merawat Ikan Lele Agar Tidak Mudah Mati

Posted on

Duniaikan.id – Cara Merawat Ikan Lele Agar Tidak Mudah Mati. Merawat ikan lele agar tidak mati cukup mudah dan dapat segera diaplikasikan dalam kegiatan budidaya sehari-hari. Dalam upaya ini, perlu dilakukan dengan hati-hati agar lele tetap sehat dan pembudidaya terhindar dari risiko kegagalan budidaya yang disebabkan oleh kematian massal lele atau bibit lele.

Selain hama dan virus yang masih menjadi penyebab utama sakit dan kematian lele, terdapat faktor-faktor lain yang memengaruhi kegagalan budidaya ikan lele, seperti serangan penyakit yang melanda seluruh populasi ikan lele, kematian massal bibit dan ikan lele, kualitas benih yang kurang baik, serta penurunan perbandingan antara harga pakan dan harga jual lele.

Artikel ini akan berfokus pada penyebab kegagalan budidaya yang disebabkan oleh kematian massal bibit dan ikan lele, serta memberikan tips merawat lele agar terhindar dari kematian.

Penyebab Ikan Lele Mati

Beberapa faktor penyebab kematian ikan lele yang dapat menyebabkan kegagalan dalam budidaya ikan lele antara lain:

  1. Pertumbuhan lumut dan ganggang rumput di dalam kolam ikan.
  2. Jarangnya pembersihan kolam sehingga terdapat banyak kotoran yang dapat menjadi sarang virus, hama, dan bakteri penyakit.
  3. Luas lahan kolam dan kepadatan penebaran yang tidak sesuai, menyebabkan populasi ikan terlalu padat dan suhu kolam menjadi terlalu panas.
  4. Lokasi kolam yang terletak dekat dengan tempat pembuangan limbah kimia yang dapat berdampak buruk pada kualitas air kolam.
  5. Terdapat zat kimia yang tercampur dalam air kolam yang bisa berasal dari air atau udara.
  6. Kurangnya sistem keamanan kolam membuat ikan lele menjadi kurang nyaman akibat kebisingan di sekitar kolam.
  7. Sistem keamanan kolam yang minim juga memungkinkan predator seperti ular, burung, kelelawar, atau hewan lainnya mudah masuk ke dalam kolam.

Gejala dan Tanda Akan Terjadi Kematian Massal

Ketika tingkat stres pada ikan lele atau benih lele meningkat, kondisi tubuhnya menjadi tidak stabil. Hal ini membuat ikan lebih rentan terhadap serangan hama dan virus yang dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

Untuk menghindari hal tersebut, penting untuk mengenali gejala stres pada ikan lele di bawah ini sebelum terlambat:

1. Kumis Ikan Lele Keriting

Salah satu gejala awal yang menandakan ikan lele sedang mengalami stres adalah kumisnya terlihat lebih keriting dari biasanya. Biasanya, kumis ikan lele memiliki bentuk yang lurus dan memanjang. Namun, ketika ikan lele mengalami stres, kumisnya akan mengembang dan mengkeriting. Anda dapat memperhatikan perubahan yang cukup signifikan ini saat memberi pakan kepada ikan lele. Penyebab kumis lele menjadi keriting bisa disebabkan oleh kualitas air yang buruk, yang membuat ikan rentan terhadap penumpukan bakteri dan virus.

2. Kulit Ikan Lele Memerah

Jika Anda menemukan kulit lele berwarna merah dan tidak seperti warna kulit normalnya, penting untuk tidak menganggapnya sebagai hal yang sepele. Perubahan warna kulit menjadi merah pada lele menunjukkan bahwa lele tidak cocok beradaptasi dengan kondisi air yang ada.

3. Sirip Lele Mengalami Pendarahan

Pendarahan pada sirip lele disebabkan oleh paparan virus herpes pada ikan tersebut. Oleh karena itu, jika Anda melihat sirip lele mengalami pendarahan, segera angkat ikan tersebut dan pisahkan dari ikan lainnya untuk mencegah penyebaran virus.

4. Mata Lele Lebih Menonjol

Belum ada penyebab utama yang spesifik mengapa mata lele menjadi lebih menonjol. Namun, saat lele terinfeksi virus atau bakteri tertentu dan mengalami sakit dalam jangka waktu yang lama, respons tubuh yang terlihat adalah penonjolan pada bagian mata. Gejala ini menunjukkan bahwa lele sedang mengalami stres dan sakit.

Mengidentifikasi lele dengan mata yang lebih menonjol tidaklah mudah secara sekilas. Diperlukan pemeriksaan yang cermat dan per satu lele untuk melihat apakah terdapat perubahan pada mata lele yang lebih menonjol. Jika Anda menemukan lele dengan gejala tersebut, segera pisahkan dan rawatlah di kolam pengobatan terpisah.

5. Ikan Lele Menggantung

Salah satu gejala selanjutnya adalah ketika ikan lele berenang atau mengapung dengan posisi menggantung atau terlihat sedang mengambang. Jika Anda menemukan lele dalam kondisi tersebut, segera pisahkan dan berikan perawatan sebelum akhirnya ikan tersebut meninggal.

6. Ikan Lele Berenang Tidak Menentu

Ikan lele umumnya memiliki sifat perenang yang aktif dan lincah. Namun, jika Anda menemukan lele berenang dengan arah yang tidak jelas atau berenang tidak teratur, hal ini menunjukkan adanya gejala yang tidak normal. Ikan yang berenang secara acak ini juga mungkin akan menabrak lele lainnya. Kondisi ini tidak disebabkan oleh sifat aktif dan lincahnya ikan lele, melainkan merupakan tanda bahwa lele sedang mengalami stres. Oleh karena itu, disarankan agar Anda memeriksakan keadaan lele secara lebih rinci untuk mengetahui penyebab stres yang mungkin terjadi.

7. Ikan Lele Kehilangan Nafsu Makan

Penyebab utama ikan lele kehilangan nafsu makannya adalah keracunan amonia. Amonia merupakan hasil sisa pakan yang menumpuk di dasar kolam atau mengambang di permukaan kolam dalam waktu yang lama. Aroma tidak sedap yang berasal dari sisa pakan tersebut tidak disukai oleh ikan lele, sehingga ikan lele mudah mengalami stres ketika terpapar amonia. Karena itu, ikan lele kehilangan nafsu makannya. Meskipun Anda memberikan pakan pelet berkualitas, ikan lele tetap enggan memakannya karena pengaruh keracunan amonia tersebut.

8. Terdapat Totol Putih pada Tubuh Lele

Kehadiran totol-totol atau bintik-bintik putih pada tubuh ikan lele merupakan tanda bahwa ikan lele sedang mengalami stres. Jika Anda menemukan ikan lele dengan gejala tersebut, disarankan untuk melakukan pemeriksaan yang mendalam dan detail. Cari tahu jenis virus atau bakteri yang mungkin bersarang di tubuh lele dan lakukan pengobatan segera sebelum ikan lele tersebut mengalami kematian.

9. Perut Ikan Lele Kembung

Gejala terakhir yang mengindikasikan terjadinya kematian massal adalah perut lele yang terlihat membesar atau kembung. Gejala ini cukup mudah dikenali karena lele akan berenang dengan cara yang tidak normal. Penyebabnya dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau perubahan kualitas air dan suhu air yang tidak sesuai.

Cara Merawat Ikan Lele agar Tidak Mati

Setelah mengetahui penyebab dan gejala kematian lele, mari kita pelajari bagaimana cara merawat lele agar tetap hidup. Cara-cara ini juga dapat diterapkan sebagai cara merawat bibit ikan lele agar tidak mati.

1. Proses Membersihkan Kolam Sebelum Dipakai

Sebelum menggunakan kolam untuk budidaya ikan lele, disarankan untuk membersihkannya terlebih dahulu dengan sterilisasi. Caranya adalah dengan mencuci kolam menggunakan sabun atau air cucian yang kemudian diendapkan dan dikuras. Pastikan seluruh sabun atau deterjen telah terbuang dan tidak ada sisa yang tersisa di kolam. Setelah itu, biarkan kolam terkena sinar matahari untuk beberapa waktu agar mengering sepenuhnya.

2. Jaga Kebersihan dan Kualitas Air Kolam

Untuk menjaga kebersihan dan kualitas air kolam, penting bagi Anda untuk membersihkan kolam dan mengganti air secara teratur, biasanya setiap seminggu atau dua minggu sekali. Caranya adalah dengan menguras sekitar 30-50% volume air dari kolam. Namun, hindari mengosongkan seluruh air kolam karena dapat menyebabkan kesulitan bagi ikan lele dalam beradaptasi kembali. Penting juga untuk membersihkan dasar kolam dengan teliti agar kotoran dan sisa pakan yang terendap dapat terbuang melalui saluran pembuangan air.

3. Buat Ruangan Gelap Di Dalam Kolam

Ikan lele termasuk dalam kelompok hewan nokturnal, yang berarti mereka aktif di malam hari dan cenderung pasif di siang hari. Untuk menciptakan suasana yang nyaman dan aman bagi ikan lele dalam kolam budidaya, Anda dapat membuat area yang lebih gelap di dalam kolam. Misalnya, tambahkan beberapa ornamen yang menyerupai goa yang terbuat dari daun kering atau kresek. Hal ini akan memberikan tempat yang lebih gelap bagi lele, sehingga mereka dapat merasa lebih nyaman saat berenang di area tersebut.

4. Pemberian Pakan dan Suplemen

Proses pembesaran benih menjadi ikan dewasa merupakan tahap yang sangat penting dalam budidaya ikan lele. Faktor utama yang mendukung keberhasilan proses pembesaran adalah pemberian pakan dan suplemen yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan gizi ikan lele. Terdapat berbagai rekomendasi pelet alami maupun buatan yang dapat digunakan untuk memberi pakan ikan lele. Selain itu, penting juga untuk mengontrol jumlah pakan yang diberikan dan menjaga waktu pemberian pakan yang rutin.

5. Pemberian Probiotik

Penggunaan probiotik memiliki manfaat ganda dalam budidaya ikan lele. Probiotik membantu meningkatkan pencernaan ikan dan mendukung metabolisme tubuh. Bahkan, ada jenis probiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya di dalam kolam budidaya. Dengan menggunakan probiotik, daya tahan tubuh ikan lele meningkat dan membuatnya lebih tahan terhadap virus, bakteri, dan penyakit lainnya yang dapat menyebabkan stres pada lele.

6. Pemilihan Bibit Lele Berkualitas Unggulan

Pemilihan bibit ikan lele yang baik juga merupakan cara terbaik untuk merawat lele agar tetap hidup. Jika Anda menggunakan bibit ikan lele yang berkualitas unggulan dan terbaik sejak awal, DNA yang ada dalam bibit tersebut dapat memberikan perlindungan mandiri terhadap virus dan bakteri.

Namun, selain memperhatikan kualitas bibit ikan lele, pembudidaya juga perlu memperhatikan padat tebar di kolam budidaya. Terdapat peraturan yang mengatur jumlah bibit yang dapat ditebar dalam ukuran kolam tertentu agar lele tidak menjadi terlalu padat. Jika Anda memaksakan padat tebar dengan jumlah yang banyak, ini dapat menyebabkan kematian massal akibat kekurangan oksigen terlarut.

Oleh karena itu, perhatikan baik-baik ciri-ciri bibit ikan lele yang berkualitas dan pastikan untuk mengikuti aturan padat tebar yang sesuai agar ikan lele tetap sehat dan tidak mengalami risiko kekurangan oksigen.

7. Memiliki Alat Aerator

Salah satu cara terakhir untuk merawat ikan lele agar tetap hidup adalah dengan menggunakan aerator. Aerator adalah alat yang dapat menghasilkan gelembung oksigen yang dibutuhkan oleh ikan lele. Dengan menggunakan aerator, Anda tidak perlu khawatir jika ikan lele kekurangan oksigen, karena aerator akan memproduksinya secara terus-menerus.

Bagaimana Cara Menjaga Kualitas Air?

Terdapat beberapa alternatif cara untuk menjaga kualitas air dalam kolam budidaya. Pertama, Anda dapat menambahkan probiotik khusus yang mampu menghancurkan virus dan bakteri dalam air. Selanjutnya, penting untuk membangun konstruksi saluran dan sirkulasi air yang baik agar tidak mudah tersumbat, sehingga kotoran dapat terbuang dengan lancar. Terakhir, penting juga untuk memberikan pakan kepada lele dalam jumlah yang tepat dan terjadwal agar tidak terjadi penumpukan sisa pakan di dalam kolam.

Baca Juga :

Penutup

Sebagai penutup, beragam cara merawat ikan lele yang telah kita bahas adalah bukti bahwa merawat ikan ini memerlukan dedikasi, pengetahuan, dan ketekunan. Lele bukan hanya ikan sembarangan, tetapi makhluk hidup yang membutuhkan perhatian dan perawatan yang tepat untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Cara merawat ikan lele bukan hanya tentang memberinya makan dan mengganti airnya, tetapi meliputi pemahaman menyeluruh tentang habitat, pola makan, dan pencegahan penyakit. Mengaplikasikan pengetahuan ini dengan benar dapat membantu Anda memastikan bahwa lele Anda tumbuh menjadi sehat dan kuat.

Ingatlah bahwa sukses dalam merawat ikan lele terletak pada detail dan ketelatenan dalam menerapkan setiap aspek perawatan. Karena itu, jangan ragu untuk terus belajar dan mencari informasi lebih lanjut tentang cara merawat ikan lele.

Semoga artikel duniaikan.id ini dapat membantu Anda dalam upaya Anda merawat ikan lele. Tetap semangat dan jaga kesehatan ikan lele Anda!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *